Cipayung Purwokerto Menanggapi Tindakan Represifitas oleh Aparatur Negara

Penyerahan Tanggapan Cipayung Purwokerto kepada Kapolres Banyumas
Penyerahan Sikap Cipayung Purwokerto (30/9/2019)

Purwokerto – Terjadinya kasus penembakan saat terjadi kerusuhan di kota Kendari, Sulawesi Utara, Kamis(26/9/2019) dan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua memberikan perhatian khusus, karena dapat memperlihatkan Indonesia sebagai negara yang tidak bebas untuk memberikan aspirasi kepada pemerintah.

Cipayung Purwokerto mengutuk tindakan tersebut karena membungkam hak untuk menyampaikan aspirasi melalui aksi demo dengan memberikan teror berupa penggunaan senjata laras panjang. Dengan segera Cipayung Purwokerto  menyatakan sikap dengan tegas :

 

  1. Mengutuk tindakan kriminalisasi dan represifitas yang telah dilakukan oleh Aparat Kepolisian yang telah mengakibatkan jatuhnya korban massa aksi.
  2. Mendesak Kapolri Tito Karnavian untuk segera melakukan pengusutan terhadap setiap pelaku tindakan penembakan yang terjadi di Kendari, Sulawesi Utara.
  3. Mendesak Kapolri Tito Karnavian untuk segera menangkap dan mengadili setiap pelaku dari Aparat Kepolisian yang melakukan tindakan represifitas terhadap wartawan yang meliput segala aksi massa.
  4. Menuntut Polda Metrojaya untuk segera membebaskan mahasiswa, aktivis, dan jurnalis yang ditahan oleh Polda Metro Jaya.
  5. Meminta Polres Banyumas agar tidak melakukan segala tindakan represifitas apabila adanya aksi massa atau demonstrasi yang terjadi di wilayah Banyumas.
Isi Pernyataan Sikap Cipayung Purwokerto
Tanda Tangan Aliansi Cipayung dan Kapolres Banyumas

Kapolres Banyumas, AKBP. Bambang Y.S. menerima pernyataan sikap ini pada pukul 10.40 WIB di kantor Polres Banyumas bersama dengan Aliansi Cipayung yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwokerto, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Purwokerto, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Purwokerto, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Purwokerto.

“Kita perhatikan, situasi di Jakarta dan wilayah lainnya memang ini situasi yang sengaja diciptakan oleh pihak tertentu. Dan ini terjadi juga di wilayah Banyumas juga, contohnya pada hari rabu-jumat-minggu kemarin ada ajakan untuk pelajar SMA, SMK, dan MAN untuk turut serta aksi untuk melakukan tindakan-tindakan yang memprovokasi dan destruktif. Ada momentum-momentum yang dibenturkan dengan polisi supaya bisa melemahkan kepolisian agar tidak melangkah lebih jauh,” ucap AKBP. Bambang Y.S.

“Kami dari pihak Polres Banyumas sangat tidak setuju dengan langkah-langkah represif yang dilakukan oleh oknum-oknum aparat. Bahkan kami memberikan arahan kepada semua anggota untuk mengamankan aksi dengan tujuan supaya anggota keamanan tidak terpancing secara emosi dan terpovokrasi atau memprovokasi, harus sabar, sabar dan sabar karena inilah sistem demokrasi di Indonesia. Saya pribadi dari Polres Banyumas harus memberikan jaminan keamanan untuk seluruh mahasiswa yang bersekolah di Banyumas dengan kegiatan aksi yang dilakukan, maupun masyarakat Banyumas ini pada umumnya.  Kembali saya menghimbau untuk teman-teman mahasiswa untuk bisa melindungi diri atau kelompoknya,” tegasnya.